Jika Anda aktif di media sosial, mungkin sudah tidak asing lagi dengan istilah ASMR. ASMR adalah media berupa video atau audio dengan konten bertujuan untuk menghibur sekaligus menenangkan penonton. Namun, apakah benar ASMR memiliki efek signifikan terhadap fungsi saraf manusia? Dan bagaimana sebenarnya ASMR memberi efek? Berikut penjelasan medis dari dokter saraf terbaik tentang ASMR.

Apa itu ASMR?

ASMR atau Autonomous Sensory Meridian Response adalah sensasi seperti kesemutan lembut yang biasanya terasa di kulit kepala, leher, dan terkadang menyebar ke bagian punggung. Reaksi ini bisa dipicu oleh suara-suara tertentu seperti bisikan, ketukan ringan, suara menggosok, atau bahkan visual yang pelan dan berulang. Untuk sebagian orang, ASMR terasa sangat menenangkan, bahkan bisa membuat mengantuk atau rileks seperti habis dipijat.

Meskipun belum sepenuhnya dipahami secara ilmiah, komunitas pencinta ASMR terus berkembang pesat. Banyak yang rutin menonton video ASMR untuk membantu tidur, mengurangi stres, atau sekadar mengisi waktu sambil merasa lebih tenang.

Hubungan ASMR dengan Fungsi Saraf

Reaksi ASMR ini erat kaitannya dengan fungsi sistem saraf, khususnya sistem saraf otonom dan saraf sensorik. Berikut ini beberapa penjelasan medisnya.

  1. Stimulasi Saraf Sensorik

Saat Anda mendengar suara bisikan atau ketukan lembut, saraf sensorik di telinga dan kulit kepala menangkap rangsangan tersebut dan mengirim sinyal ke otak. Untuk orang yang sensitif terhadap ASMR, sinyal ini bisa memicu sensasi yang menyenangkan.

  1. Aktivasi Saraf Vagus

Beberapa studi menyebutkan ASMR mungkin berhubungan dengan aktivasi saraf vagus, yaitu saraf utama dalam sistem parasimpatik yang membantu tubuh rileks. Aktivasi saraf vagus ini bisa menurunkan detak jantung, memperlambat laju pernapasan, dan menciptakan efek menenangkan yang mirip seperti saat meditasi.

  1. Respons Otak yang Mirip Saat Mendengarkan Musik

Penelitian menggunakan MRI menunjukkan bahwa otak orang yang merasakan ASMR menunjukkan aktivitas pada area yang sama seperti saat mendengarkan musik yang menyentuh emosi. Ini bisa menjelaskan kenapa ASMR kadang terasa nyaman, baik fisik maupun emosional.

  1. Mengaktifkan Sistem Parasimpatis

ASMR secara umum dianggap membantu mengaktifkan sistem saraf parasimpatik, yaitu bagian dari sistem saraf otonom yang bertugas membuat tubuh rileks. Jadi, alih-alih tubuh merespons dengan fight or flight, tubuh bisa masuk ke mode rest and digest.

ASMR ternyata mempunyai dasar neurobiologis yang menarik. Efek relaksasinya bisa menjadi alternatif alami untuk mengurangi stres dan kecemasan ringan. Tapi, jika Anda mengalami gangguan tidur berat, gangguan sensorik, atau rasa tidak nyaman lain yang berulang, konsultasikan dengan dokter saraf terbaik agar bisa mendapat diagnosis dan perawatan yang tepat.