Bagi seseorang yang telah lama berkecimpung di dunia IT, pasti sudah tidak asing lagi dengan colocation Jakarta. Yah, walaupun mungkin belum benar-benar pernah berurusan langsung dengan hal ini, tapi setidaknya pasti pernah, dong, mendengarnya? Apalagi, perusahaan yang bergerak dalam bidang data center (penyedia layanan colocation) jumlahnya semakin banyak, seiring dengan semakin meningkatnya kebutuhan konsumen akan jasa ini.

Meningkatnya jumlah perusahaan jasa data center, atau yang sering disebut provider data center, berdampak pada semakin tingginya persaingan. Dari sisi provider, kondisi ini membuat mereka harus bekerja keras untuk dapat menarik minat konsumen agar memilih menggunakan jasa perusahaan mereka daripada jasa perusahaan data center yang lain. Sementara, bagi konsumen kondisi ini memberikan keuntungan, karena mereka dapat menuntut provider data center untuk dapat memberikan service terbaik dan memenuhi kebutuhan mereka sesuai keinginan (selama masih batas wajar). Jika keinginan konsumen ini tidak terpenuhi, konsumen dapat dengan mudahnya mencari perusahaan provider lainnya.

Colocation center

Colocation center

Tingkat persaingan yang tinggi ini, secara otomatis juga berpengaruh pada pendapatan yang dapat diterima oleh provider data center. Tidak jarang, provider data center menawarkan harga cukup rendah pada konsumennya agar dapat bersaing dengan provider lain. Hal ini, biasanya dilakukan pada sebuah proyek besar yang melibatkan banyak perusahaan data center lainnya. Target mereka adalah, agar proyek tersebut jatuh ke tangan mereka. Lalu bagaimana dengan proses selanjutnya setelah proyek tersebut berhasil didapatkan?

Inilah yang terkadang sering menjadi masalah, yaitu proses maintenance yang tidak berjalan baik. Sama halnya ketika provider data center mendapatkan konsumen sebuah perusahaan kecil yang sedang berkembang, dan menggunakan jasa provider dengan budget yang relatif kecil. Karena keuntungan yang didapatkan provider relatif kecil, membuat provider menjadi sedikit mengabaikan konsumen tersebut. Misalnya, dengan cara tidak segera memberikan bantuan ketika konsumen menemukan masalah dan membutuhkan bantuan, atau hal kecil hingga besar lainnya. Akibat dari service yang tidak memuaskan tersebut, tidak menutup kemungkinan konsumen akhirnya memilih untuk berpindah ke provider lain.

Hal ini secara sepintas mungkin tidak terlihat merugikan, toh keuntungan yang diberikan tidaklah terlalu besar. Namun, apakah kita bisa menjamin bahwa konsumen yang pergi ini bukanlah konsumen yang akan memberi keuntungan besar bagi kita dimasa mendatang? Mungkin sajakan, mereka sengaja mengeluarkan budget kecil untuk sekadar uji coba mengenai kualitas provider data center yang dipilih sebelum mengeluarkan budget yang lebih besar?

Apapun jenis jasa atau produk yang kita tawarkan kepada konsumen, haruslah yang terbaik. Sekalipun hanya sedikit keuntungan yang kita dapatkan tetap saja kita wajib memberikan hal yang terbaik. (Vita)