Akui saja: kita memang sering salah asumsi pada brand-brand yang ada di pusat perbelanjaan. Ke mana pun kita pergi, kita sering dihadapkan pada logo-logo brand yang menggunakan bahasa asing dan tampak sangat menjanjikan. Saat membuka portal berita dengan menggunakan internet cepat pun, muncul iklan sebuah brand di pojok layar yang membuat kita sering berasumsi bahwa produk tersebut merupakan produk asing. Nah, di bawah ini adalah brand-brand asing yang sering disalahasumsikan oleh masyarakat:
CO Donuts & Coffee
Kamu yang sering nongkrong di mall pastinya sudah kenal banget, dong, dengan logo bulat berwarna cokelat dan oranye yang bertuliskan J.CO ini? Ya, siapa sangka kalo kafe yang bergerak di spesialisasi donat, kopi, dan frozen yogurt ini merupakan brand lokal dan bukan dari luar negeri? J.CO pertama kali berdiri di Supermal Karawaci pada 26 Juni 2005 dan dimiliki oleh Johnny Andrean. Bahkan, kantor headquarternya saja di Jakarta, lho! Hingga saat ini, J.CO tidak hanya populer di Indonesia saja tetapi juga di Asia, mulai dari Malaysia, Filipina, dan juga Singapura. Donat lembut dengan aneka topping ini bahkan bisa dibilang sudah setara dengan para pendahulunya, yakni Krispy Kreme dan Dunkin Donuts. Wow!
Hoka Hoka Bento
Nah, siapa sangka jika restoran yang kadang suka disangka sebagai restoran Jepang ini berasal dari Indonesia? Hoka Hoka Bento atau HokBen berdiri di bawah naungan PT Eka Bogianti yang dimiliki oleh Hendra Arifin pada 18 April 1985. Restoran HokBen yang pertama dibangun terletak di Kebon Kacang, Jakarta Pusat. Hingga saat ini, restoran Hoka Hoka Bento sudah tersebar di seluruh Indonesia dan menjadi pelopor restoran bernuansa Jepang yang menyediakan bento di negeri ini. Meski nama dan menu yang disajikan di HokBen mengandung unsur Jepang, kenyataannya kepimilikan merk dan manajemennya dipegang oleh orang Indonesia seluruhnya, lho.
Excelso
Gerai kopi ini pertama kali berdiri pada September 1991 di Plaza Indonesia. Excelso sengaja dibangun oleh PT Santos Jaya Abadi untuk mendukung merk kopi terbaru mereka yang berneama serupa. Dengan memilih sasaran pasar yang menengah ke atas, untuk alasan itulah pihak manajemen kemudian membangun kafe sebagai tempat masyarakat untuk menikmati kopi excelso. Tidak disangka, respon publik ternyata begitu membahagiakan. Excelso kemudian mengembangkan gerainya dan membuka cabang di beberapa kota besar di Indonesia. (TR)