Berbagai jenis keju, seperti keju cheddar, keju mozarella, keju parmesan, dan lain sebagainya, memiliki kandungan yang berbeda di setiap jenisnya. Secara umum, keju memiliki kandungan protein, vitamin a, vitamin d, vitamin B12, kalsium, kalori, dan sebagainya. Semua nutrisi ini sangat bermanfaat untuk menjaga kesehatan tubuh, membantu pertumbuhan dan perkembangan anak. Tidak hanya itu, kandungan nutrisi yang terdapat dalam keju ini tidak akan mengganggu program diet dan memengaruhi kenaikan berat badan apabila dikonsumsi dalam batas wajar.

Namun demikian, permasalahannya adalah keju ternyata salah satu jenis makanan yang bersifat allergenic karena mengandung protein susu. Itu yang menyebabkan seseorang mengalami alergi. Setetes susu yang terdapat pada makanan atau minuman apapun, bisa bereaksi cepat atau lambat, tergantung kepada daya tahan tubuh seseorang.

Alergi keju

Alergi keju

Suatu penelitian mengungkapkan sebanyak 80% kejadian alergi susu terjadi sebelum usia 16 tahun, dengan gejala yang bervariasi berdasarkan waktu terjadi dan intensitas kemunculannya. Gejala dapat muncul dalam hitungan menit, jam, bahkan dapat muncul setelah berhari-hari mengonsumsi susu. Tingkat keparahan dari gejala yang dialami sangatlah beragam, tergantung dari jumlah kadar susu yang diminum dan kondisi kesehatan seseorang.

Tanda-tanda seseorang mengalami alergi susu memang berbeda-beda, namun secara umum tanda-tandanya adalah pembengkakan wajah (termasuk lidah dan bibir), gatal-gatal, ruam di kulit, kram perut, muntah, batuk, sesak, dan diare. Maka dari itu, beberapa anak tidak boleh mulai makan keju sampai diizinkan oleh dokter. Untuk itu perlunya mengetahui kondisi anak.

Cara untuk mengetahui apakah anak alergi susu atau tidak, Anda perlu mengamatinya. Sajikan keju setidaknya selama 3-5 hari tanpa dicampur makanan baru lainnya. Dengan cara ini, Anda dapat memantau reaksi dari keju tanpa dipengaruhi makanan baru lainnya. Namun, apabila sudah terdapat gejala-gejala yang sudah disebutkan diatas, segera bawa ke dokter untuk ditangani secara cepat agar tidak terjadi risiko yang lebih besar, walaupun tergolong ringan. Dokter akan melakukan berbagai tes untuk memastikan diagnosis, pengobatan, dan menentukan langkah pencegahan yang sesuai.

Tenang saja, Anda tidak perlu khawatir. Alergi susu biasanya akan menghilang seiring pertambahan usia anak. Namun, ada juga yang terus memiliki alergi ini hingga mereka dewasa. Penanganan alergi susu dilakukan dengan menghindari konsumsi susu, dan makanan atau minuman yang mengandung protein susu. Apabila menghindari dirasa sulit, silakan konsultasikan ke dokter untuk hal tersebut.

Itulah hubungannya mengonsumsi keju dengan alergi pada anak, sebab kandungan susu pada keju yang menjadikan seseorang mengalami alergi. Namun, bagi anak Anda pecinta keju dan tidak alergi olahan susu, jangan khawatir, sah-sah saja mengonsumsi keju yang diinginkan, asal sesuai dengan kebutuhannya ya! Semoga bermanfaat!