Kamu bekerja di perusahaan Digital Agency Indonesia dan pekerjaanmu masih berkutat dengan dunia content writer? Kalau iya, pastinya sudah tidak asing dengan content pillar? Melansir dari Glints, content pillar sangat diperlukan untuk memastikan supaya konten-konten yang dibuat nantinya sesuai dengan target audience dan branding perusahaan.
Yuk, cari tahu lebih lengkapnya tentang content pillar dan manfaatnya di kelanjutan artikel ini, ya!
Content Pillar Itu Apa, Sih?
Content pillar atau dikenal dengan pilar konten merupakan strategi konten yang dijadikan fondasi atau panduan pada saat membuat konten yang lebih spesifik dan detail. Content pillar biasanya terdiri dari tema atau topik yang lebih luas. Ketika membuat content pillar, sebaiknya pertimbangkan topik yang relevan dengan target audience dan bisnis.
Manfaatnya Apa Saja? Cek Yuk!
Tahukah kamu, kalau membuat content pillar menawarkan berbagai manfaat, lho, di antaranya:
- Bantu cari ide konten berikutnya, hadirnya content pillar dapat membantu ketika mencari ide konten berikutnya, lho. Kalau semisal kamu kehabisan ide pas mau bikin konten artikel, maka bisa mengecek kembali content pillar-nya supaya bisa membuat tema baru dari content pillar tersebut.
- Bantu optimalkan SEO, pembuatan content pillar bisa membantu mengoptimalkan SEO, lho, di mana struktur website jadi terlihat lebih rapi dari susunan navigasinya. Dengan kemudahan navigasi website ini, maka mesin pencarian biasanya akan memberikan skor yang lebih baik pada SEO.
- Potensi konversi jadi meningkat, konten-konten yang dibuat berdasarkan pada pillar tertentu maka dapat membantu untuk meningkatkan konversi. Terlebih lagi, ditambahkan dengan CTA (Call to Action) yang menarik. Bahkan, strategi content marketing pun bisa dijalankan dengan baik—apalagi kalau telah membuat content pillar dengan benar.
Lalu, bagaimanakah caranya membuat content pillar? Langsung cek selengkapnya di bawah ini, ya!
- Lakukan riset pasar supaya bisa lebih memahami kebutuhan target pasar. Riset ini bisa dilakukan dengan cara survei atau mengeceknya di market research.
- Cari tahu tren dan apa yang audience suka supaya nantinya pillar yang dibuat tidak ketinggalan zaman dan selalu up-to-date.
- Susun content pillar dengan memerhatikan head term, core topic, dan subtopic. Untuk head term contoh sakit perut, core topic contoh cara cegah sakit perut, subtopic contoh makanan yang dapat menyebabkan sakit perut.
Sekilas info, tidak ada aturan baku terkait content pillar yang dibuat. Namun, sebaiknya pillar tersebut lengkap dan nantinya bisa dijadikan ketika membuat artikel. Sekian pembahasan mengenai content pillar dan semoga informasinya bermanfaat, ya!