Seiring meningkatnya kualitas internet bandung, kreativitas dan kreasi warga Bandung nampaknya juga semakin terasah. Dengan tersedianya sejuta inspirasi yang bisa didapatkan lewat internet, kini berkarya menjadi hal yang lebih mudah dibandingkan dahulu sebelum adanya fasilitas internet. Tidak hanya menjadi lebih mudah untuk berkarya, internet juga membiarkan kita untuk menyebarkan karya kita hingga dikenal oleh seluruh masyarakat Indonesia atau bahkan dunia. Contohnya dalam bermusik, kota Bandung memiliki beberapa musisi indie yang layak dibanggakan.
Pure Saturday
Setelah berkarya semenjak tahun 1994, band indie pop yang beranggotakan enam personil ini dapat dibilang sebagi pelopor band-band indie pop Indonesia yang muncul berikutnya. Karya band yang satu ini tentu tidak perlu diragukan lagi semenjak debut album pertamanya yang juga berjudul Pure Saturday sukses terjual sebanyak 5000 kopi. Meskipun sempat hilang dari dunia musik Indonesia dan mengalami pergantian vokalis, Pure Saturday tetap berusaha produktif hingga sukses lagi menghasilkan album paling barunya yang berjudul Grey pada tahun 2012.
Mocca
Grup musik aliran pop indie alternatif, jazz, bossa nova dan swing ini sudah terbentuk dari tahun 1999. Suara vokalis mungil nan cantik, Arina Ephipania atau yang kerap disapa Arina, hingga sekarang masih sering eksis terdengar di kalangan para pencinta musik indonesia. Meskipun sempat break manggung setelah pindahnya Arina ke Amerika, kini berkat kekompakkan Arina dan personil lainnya yaitu Toma Pratama, Indra Massad, dan Riko Prayitno, band Mocca telah sukses mencuri perhatian kembali dengan album barunya Home (2014)
Nadafiksi
Meskipun dapat dibilang sebagai pendatang baru, band folk indie asal kota kembang ini sudah sempat masuk nominasi Indonesian Cutting Edge Music Award 2014 sebagai kategori Best Folk Track Indonesian. Dua folk bertalenta Dwi Kartika Yuddhaswara dan Ida Ayu Paramita Sarsvati pada 2015 silam telah bekerja sama dengan produser Tesla Manaf dan sukses menggarap album perdananya yang berjudul Teorema. Baru-baru ini juga Nadafiksi menggelar konser bertajuk “Dilipurlara” di kawasan Dago sekalian untuk mempromosikan album “Teorema” yang berdasarkan wawancara oleh majalah Rolling Stone Indonesia, album ini mengusung tema fantasi, indrawi, dan ilahi.
Selain tiga musisi diatas, ternyata masih banyak musisi asal Bandung yang kehebatannya patut diapresiasi oleh masyarakat Indonesia bahkan dunia! (Rima)