Bagi masyarakat umum, nama Marine Fuel Oil atau MFO mungkin masih asing terdengar di kuping. Namun bagi pengusaha industri bahan bakar jenis ini sudah banyak dikenal, terutama bagi mereka yang sering bergubungan dengan perusahaan distributor MFO. Lalu apa sebenarnya MFO itu dan apa bedanya dengan bahan bakar lainnya?

Marine Fuel Oil atau biasa disingkat dengan MFO merupakan salah satu jenis bahan bakar minyak. Meski memiliki kata“marine” dalam namanya, namun bukan berarti bahan bakar ini hanya digunakan pada kapal laut saja. Pada negara-negara beriklim dingin, bahan bakar ini juga digunakan untuk pemanas gedung. Sementara pada industri, MFO sering digunakan ada pabrik untuk bahan bakar mesin boiler, furnace, dan heating.

marine fuel oil

marine fuel oil

Dari segi fungsi memang terlihat sama, perbedaan terletak pada bentuk dan proses pembuatannya. MFO merupakan bahan bakar berbentuk residu yang memiliki bentuk kental pada suhu kamar dan berwarna hitam pekat, berbeda dengan bahan bakar lain yang berbentuk lebih cair. Dengan bentuknya yang padat seperti itu, maka untuk penggunannya, MFO harus dipanaskan terlebih dahulu agar dapat dipompa dan diatomisasikan.

Sementara itu, untuk pembuatannya, MFO diproduksi dengan cara mencampur atau blending antara residu dengan produk kilang lainnya seperti solar, kerosene, dan lain-lainnya. Proses blending ini sendiri dibedakan menjadi 2, yakni sistem batch dan in line blend. Dari proses pembuatan inilah, didapatkan sifat-sifat bahan bakar MFO yang harus terpenuhi untuk menghasilkan MFO dengan kualitas baik.

Beberapa sifat Marine Fuel Oil yang harus terpenuhi di antaranya adalah:

Sifat kestabilan

Pengujian dilakukan dengan pengujian density  at 15oC berdasarkan ASTMD 1298. Sifat kestabilan ini harus tercapai dengan memastikan campuran pada MFO betul-betul homogen. Ini untuk menghindari terjadinya penggumpalan yang dapat berakibat pada terganggunya kestabilan pembakaran dan menyebabkan turunnya efisiensi pemakaian bahan bakar ini.

Sifat Kekentalan

Pengujian dilakukan dengan viscosity kinematic at 50oC berdasarkan ASTM D 445 dan pengujian pour point berdasarkan ASTM D 97. Sifat kekentalan ini berhubungan dengan mudahnya bahan bakar nantinya dialirkan melalui pipa saat dipakai sebagai burner.

Sifat Korosifitas

Korosif terjadi pada saat pemakaian bahan bakar di mesin pembakaran, yang disebabkan adanya perubahan kandungan sulfur yang berubah menjadi oksida yang kemudian bercampur dengan air dan mengembun menjadi asam. Pengujian sifat korosifitas ini dilakuka dengan pengjuan suplhur content berdasarkan ada ASTM D1552.

Sifat kebersihan

Kebersihan sangat penting pada proses pembuatan. Kontaminasi pada proses pembuatan MFO dapat mempengaruhi mutu dan kualitas bahan bakar. Misalnya saja kontaminasi arang dan sendimant dapat menyebabkan terbentuknya kerak pada nozzle burner dan mengganggu proses pembakaran. Sementara kontaminasi oleh air menyebabkan tidak maksimalnya proses pembakaran saat digunakan.

Sifat Keselamatan

Untuk sifat keselamatan, terkait dengan keselamatan pada proses penyimpanan, pengangkutan, serta penggunannya. Aspek keselamatan ini harus memastikan bahwa bahan bakar tidak mudah terbakar ketiak terjadi loncatan api.

Itu tadi beberapa sifat-sifat dari bahan bakar MFO yang harus terpenuhi agar menghasilkan kualitas bahan bakar yan baik.  Bagi Anda yang menjadi penyalur MFO, pastikan Anda mengerti sifat MFO. Namun menjadi penyalur tidak gampang karna ada syarat untuk menjadi sub penyalur BBm menurut BPH Miga. Namun tidak ada saahnya mencoba. Semoga informasi tadi bisa membantu. (raw)