Setiap orang tua pasti ingin mendapatkan pendidikan yang terbaik. Itulah mengapa, orang tua akan mulai memberikan pendidikan terbaik bahkan sejak masih tingkat dini. Misalnya dengan memasukan anak ke Preschool in Kelapa Gading yang memiliki kualitas pendidikan terjamin.
Namun, sayangnya terkadang ada hal yang membuat orang tua tidak bisa langsung mengambil keputusan untuk menyekolahkan anaknya di sebuah sekolah tertentu. Bukan karena faktor biaya atau ragu dengan kualitasnya, melainkan karena kondisi anaknya yang spesial, misalnya pada anak ADHD.
Apa Itu Anak ADHD dan Penyebabnya?
Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) adalah istilah medis untuk menyebutkan anak yang memiliki masalah mental berupa hiperaktif dan juga berperilaku impulsif. Melansir dari halodoc, ada 3 tipe ADHD, yaitu:
- Dominan hiperaktif impulsif, di mana anak berperilaku impulsif dan juga hiperaktif
- Dominan inatentif, di mana anak mengalami kesulitan untuk fokus pada satu hal tertentu dalam satu waktu
- Kombinasi inatentif, hiperaktif, dan impulsif, di mana anak mengalami ketigal hal di atas secara bersamaan.
Penyebab ADHD sendiri secara pastinya belum diketahui, meskipun begitu, ada beberapa hal yang diperkirakan dapat meningkatkan risiko ADHD pada seorang anak, di antaranya:
Seseorang dengan riwayat keluarga ADHD, maka berpotensi lebih besar memiliki anak dengan kondisi ADHD juga.
- Gangguan kehamilan.
Kondisi tertentu yang menyebabkan masalah kesehatan pada kehamilan dapat meningkatkan risiko anak mengalami ADHD saat lahir nanti.
- Gaya hidup selama kehamilan.
Merokok dan juga mengonsumsi alkohol, atau mengonsumsi obat-obatan tanpa anjuran dokter dapat memengaruhi kehamilan dan kondisi janin dalam rahim.
- Kelahiran prematur.
Anak yang lahir prematur memiliki potensi lebih tinggi untuk mengalami ADHD dibandingkan dengan anak yang lahir di usia normal.
- Kurang Gizi.
Anak yang mengalami kurang gizi saat masa pertumbuhan juga bisa berpotensi mengalami ADHD.
Bisakah Anak ADHD Belajar di Sekolah Biasa?
Anak ADHD bukanlah anak yang nakal maupun bodoh. Mereka hanya membutuhkan perhatian lebih dan penanganan yang berbeda dibanding anak lain seusianya. Jadi, anak ADHD bisa saja sekolah di sekolah biasa dan belajar dengan teman-teman lainnya yang tidak memiliki ADHD.
Namun, sebagai orang tua Anda harus menginformasikan pada sekolah mengenai kondisi anak. Pastikan sekolah mau dan mampu untuk menangani kondisi spesial anak, sehingga bisa membantu proses belajarnya.
Namun, kesulitan anak untuk tetap diam dan fokus mungkin juga bisa berdampak pada kegiatan belajar anak lainnya. Jadi, Anda juga harus bijak dalam melihat kondisi anak. Jika kondisinya memang tidak memungkinkan, maka lakukan konsultasi pada psikiater untuk menemukan cara terbaik menjaga anak, serta pindahkan anak ke sekolah spesial yang bisa menangani kondisi anak. Dengan begitu, proses belajarnya menjadi jauh lebih efektif.